PPKn

Pertanyaan

Tolong dijwb nomor 6, jawabannya yang benar dan panjang yaa... bsk mau dikumpul
Tolong dijwb nomor 6, jawabannya yang benar dan panjang yaa... bsk mau dikumpul

1 Jawaban

  • Bahan:
    Telur bebek 200 butir, garam dapur 2 kg, dan bubukan bata atau abu dapur 5 kg.
    Peralatan:
    Ember plastik berdiameter 40 cm 1 buah, pengaron, kain bersih untuk membersihkan telur, ayakan berdiameter 60 cm 2 buah, panci aluminium berdiameter 50 cm 1 buah, palu, kompor atau tungku, dan baskom.
    Pemilihan Bahan :
    Telur bebek yang digunakan sebaiknya masih segar (baru). Ketika membeli telur, sebaiknya tidak asal membeli, tetapi harus memerhatikan kualitasnya yang dapat dilihat dari bentuk, ukuran, warna, dan berat. Telur bebek yang dipilih sebaiknya berukuran sama.
    Bata merah yang digunakan sebaiknya tidak berwarna merah kehitaman karena akan susah ditumbuk. Batu bata seperti ini kurang baik jika digunakan sebagai adonan karena daya resapnya sangat rendah sehingga air dan garam tidak bisa bercampur dengannya. Jika menggunakan abu dapur, sebaiknya dipilih yang butirannya kecil sehingga mudah menyerap rasa asin dan garam. Abu dapur yang paling baik untuk bahan pembuatan telur asin adalah abu dapur yang berasal dari pohon, batang, atau daun kelapa karena banyak mengandung kalium.
    Pencucian:
    Telur yang telah dipilih harus dicuci dengan cara sebagai berikut.
    Tuangkan air ke dalam ember hingga tiga perempatnya.
    Masukkan telur ke dalamnya, lalu bersihkan menggunakan kain yang sudah dibasahi hingga kotorannya lepas.
    Ketika sedang membersihkan telur bebek perlu diperhatikan keadaannya. Jika telur itu mengapung, berarti kualitas telur kurang bagus sehingga perlu disingkirkan.
    Penirisan:
    Telur yang telah dicuci, ditiriskan di dalam ayakan. Penirisan dilakukan agar kulit telur kering sehingga lebih mudah dibungkus. Jika kulit telur masih basah akan sulit dibungkus dengan adonan batu bata atau abu dapur karena adonan tersebut akan mencair.
    Pembuatan Adonan :
    Batu bata yang telah disiapkan, ditumbuk hingga halus menggunakan palu. Bubukan batu bata dicampur dengan garam dapur. Ketika melakukan pencampuran, tambahkan sedikit air hingga membentuk adonan. Air yang ditambahkan jangan terlalu banyak agar adonan tidak terlalu cair.
    Penggaraman:
    Telur yang telah ditiriskan, dibungkus dengan adonan abu dapur setebal 0,5 cm. Pembungkusan harus dilakukan secara merata agar rasa asinnya juga bisa merata. Telur yang telah dibungkus dengan adonan langsung disimpan dalam pengaron. Meletakkan telur ke dalam pengaron harus hati-hati agar adonan yang melekat pada telur tidak rontok atau berjatuhan. Selanjutnya, telur tersebut dibiarkan selama beberapa hari. Jika menginginkan rasa yang lebih asin, telur yang sudah dibungkus dibiarkan selama 15 hari. Jika menginginkan rasa yang sedang (tidak terlalu asin), cukup membiarkannya selama 10 hari. Proses penggaraman sebenarnya bisa dipercepat dengan cara menambah kepekatan garam pada adonan batu bata. Semakin banyak garam yang dicampurkan, waktu untuk penggaraman semakin singkat.
    Pengupasan Adonan:
    Setelah 10-15 hari, adonan yang membungkus telur dirontokkan, lalu telumya dibersihkan. Adonan yang baru dipakai satu kali tidak perlu dibuang karena masih bisa digunakan untuk membungkus telur lagi. Namun, perlu ditambahkan garam dapur ke dalam adonan tadi sebanyak 1 kilogram. Penambahan garam dilakukan karena kandungan garam dalam adonan sudah berkurang atau meresap ke dalam telur.
    Pencucian:
    Telur yang telah dikeluarkan, dicuci hingga bersih. Membersihkan telur bisa dilakukan dengan menggunakan kain halus yang sudah dibasahi. Membersihkan telur harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai ada telur yang pecah atau retak.
    Perebusan:
    Telur yang sudah bersih, direbus menggunakan panci yang telah diisi air. Ketika merebus telur, perhatikan ketinggian permukaan air di atas telur-telur tadi. Hal ini bertujuan agar tingkat kematangan telur tersebut merata. Ketika merebus sebaiknya panci ditutup agar proses perebusan menjadi lebih cepat dan merata. Setelah air mendidih, telur jangan langsung diangkat dan ditiriskan, tetap diblarkan selama 15-30 menit agar telurnya benar-benar matang.
    Penirisan:
    Telur yang telah direbus dan dibiarkan 15-10 menit, diangkat dan ditiriskan. Penirisan bertujuan agar kondisi telur tetap kering (tidak lembek) bagian dalamnya sehingga telur akan tetap terasa empuk.